Sabtu, 24 Juni 2017

ESAI CERPEN RENDEMEN KARYA M. SHOIM ANWAR



PERMAINAN PARA TENGKULAK DALAM CERPEN RENDEMEN KARYA M. SHOIM ANWAR
             
     
Seperti biasa M. Shoim Anwar kembali mengambil tema sosial yang sering terjadi di kehidupan bermasyarakat dalam cerpennya. Salah satunya cerpen Rendemen. Cerpen “Rendemen” merupakan sebuah cerpen yang berisi tentang para petani tebu.  Dimana para petani dimanfaatkan oleh para tengkulak yang tidak bertanggung jawab. Bahkan di dalam cerpen ini para petani juga ditipu oleh pengurus desa yang seharusnya membantu para petani agar  tidak rugi atau dimanfaatkan oleh para tengkulak, tetapi pada kenyaanya mereka justru ikut bekerja sama dengan para tengkulak untuk mengambil keuntungan dari para petani.
Seperti pada kutipan pada cerpen berikut ini:
            “Suparlan sepertinya memang membiarkan tanaman tebu itu. Tanaman yang sama disekitarnya sudah ditebang. Lelaki itu tetap berthan karena dia tidak ingin jerih payanya selama berbulan-bulan disedot begitu saja oleh orang lain. dia telah mengalami peristiwa itu bertahun-tahun, seperti juga para petani yang lain.”
Kutipan di atas menggambarkan dimana Pa Suparlan sudah merasa tertipu oleh para KUD dan pabrik yang telah membeli tebuh para petani dengan harga murah dan menyuruh mereka untuk memanen tebuh sebelum waktunya. Disini sangat jelas bahwa para petani  sangat rugi. Namun para petani tetap saja menjual hasil tebuh mereka dengan pabrik yang sama walaupun mereka tidak perna untung karena mereka terjebak hutang dengan pabrik. Hal itu dilakukan oleh pabrik agar petani tidak menjual hasil panen mereka dengan pabrik gula lain sehingga mereka menjebak para petani dengan utang. Disamping itu masih ada petani yang tidak ingin lagi terjebak dengan permainan KUD dan  pabrik yakni Pak Suparlan.
            Aku yakin ada permainan di sini. Masak Rendemen tebuh dari tahun ke tahun selalu turun. Pada hal tebuhnya sangat baik. KUD ternyata hanya menerima saja, tak ada pembelaan. Bahkan petani selalu diharapkan untuk sabar dan bekerja terus. Hasil yang diterima  para petani semakin kecil. Itupun masih dipotong oleh KUD sebagai ongkos angkutan dan nimbang.
Dari Kutipan di atas juga menjelaskan bahwa para KUD yang seharusnya membantu para petani untuk menjual hasil pertanian mereka  dengan harga yang cukup tinggi namun ternyata para KUD juga yang menjadi dalang dari merosotnya hasil penjualan petani. Hal ini juga masih sering terjadi dalam kehidupan nyata masyarakat petani yang ada luar sana. Yang selalu dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang seharusnya menjadi orang yang membantu masyarakat namun pada kenyataanya mereka hanya memikirkan diri sendiri.
            Ancaman sering disampaikan kepada para petani agar tidak menjual hasil pertanian mereka kepada orang lain. petani tebu merupakan salah satu contoh hasil pertanian yang sering menjual hasil panen dengan harga yang tidak layak atau tidak sesuai dengan hasil kerja dan pengorbanan para petani. Hal ini tentu membuat masyarakat Indonesia tidak perna maju dalam mengolah hasil pertanian meraka jika para tengkulak masih merajalelah di masyarakat. Untuk menghindari kejadian yang sama tentu orang-orang yang berwewenang harus bertindak tegas terhadap para tengkulak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ESAI CERPEN RENDEMEN KARYA M. SHOIM ANWAR

PERMAINAN PARA TENGKULAK DALAM CERPEN RENDEMEN KARYA M. SHOIM ANWAR                     Seperti biasa M. Shoim Anwar kembali meng...