Selasa, 23 Mei 2017

CERPEN



Nama:Maria Heliana Susanti

Banyak Anak,Banyak Rezeki Tetapi Banyak Juga Cobaan

Banyak anak,banyak rezeki  tetapi banyak juga rezekinya itulah yang terjadi disebuah keluarga di suku Ndung, dimalam hari tepat pukul 01.00 terdengar tangisan seorang bayi laki-laki disebuah rumah.Nama pemilik rumah itu dari keluarga suku Ndung yang bernama bapak Martinus, ibu Florentina dan memilki tiga orang putri yang bernama Maria(anak pertama),Matilda( anak kedua), dan Hermina ( anak ketiga).Keluarga itu merasa bahagia karena dikaruniai seorang putra pertama mereka.Pagi-pagi buta tiga orang putrinya kaget karena ada tangisan bayi dirumah mereka,karena mereka tidak tau kalau ibu mereka sudah melahirkan.
Maria bertanya kepada ayahnya, “ yah bayinya siapa yang nangis? Ayahnya menjawab,”
nak,sekarang kalian sudah memliki adek laki-laki.”
Maria merasa senang dan dia langsung berlari untuk memberitahu kepada adiknya bernama Matilda dan Hermina,Matilda dan Hermina kaget dan mereka bertiga langsung lari ke kamar ibu mereka.Sampai disana mereka langsung memeluk ibu mereka dan bayinya.Si Maria waktu itu belum mengerti apa-apa dan ia ingin sekali untuk mengendong bayinya tetapi ibunya melarang,nak nanti kalau dia sudang umur satu bulan ya baru kamu bisa gendong takutnya bayi jatuh pas kamu gendong,Maria marah kepada ibunya dan langsung keluar dari kamarnya.
Satu minggu kemudian keluarga bapak Martinus mengadakan syukuran atas kelahiran putra pertama mereka,mereka mengundang keluarga dari ibu Fatimah.Pada hari itu rumah mereka sangat ramai sekali untuk acara syukuran,bapak martinus memberi nama putra mereka dengan nama Jehudin.Maria,Matilda,dan Hermina ini suka sekali pergi ke kebun untuk mencari kayu bakar,untuk membantu ayah mereka.Satu hari setelah acara syukuran itu  ibu mereka mengalami sakit yang keras,mereka bertiga tidak tau bahkan ayah mereka  tidak tau kalau ibu mereka sakit.Bapak Martinus memilki dua orang adik yang bernama Yohanes dan Magdalena.Yohanes ini yang tau kalau ibu Fatima sakit,ibu Fatima selalu batuk darah sedangkan Magdalena pergi ke kebun bersama Maria,Matilda,dan Hermina.Mereka berempat  pulang kerumah,sesampai dirumah mereka kaget kok banyak sekali orang yang ada dirumah,tidak seperti biasanya.Mereka bertiga lapar sekali bahkan mereka pun tidak peduli tentang banyak orang yang ada dirumah mereka,mereka langsung ke dapur untuk makan.
Mereka cek dipanci kok tidak ada nasi,Maria langsung berbicara kepada adeknya,Matil,Hermi,tante,kok tumben ibu jam segini belum masak?
Matilda menjawab”iya yang kak”,
pas mereka lagi ngobrol tiba-paman mereka datang dan memberitahu kalau ibu mereka sakit.Mereka berempat  langsung ke kamar ibu mereka dan menangis.Adik mereka yang cowok ini nangis terus dan lapar,karena semenjak ibu mereka mulai batuk darah, adik mereka tidak dikasih asi.Maria berinisiatif untuk mencari orang untuk memberi asi kepada adik mereka.Maria waktu itu tidak mengerti sama sekali karena dia  waktu itu masih duduk bangku  Sekolah Dasar.Ayah mereka pulang dari kebun bawa sayur,bahkan bawa buah,karena keluarga bapak Martinus adalah  seorang petani yang sangat sederhana,bapak Martinus kaget dalam hatinya kok banyak orang dirumah,tidak seperti biasanya,ya mungkin ada tamu kali,terus dia masuk dan memanggil putri sulungnya,
”nak ibumu dimana? Tanya bapak Martinus
,”yah ibu lagi dikamar dia sedang sakit,” jawab Maria.
Bapak martinus langsung masuk ke kamar dan melihat istrinya yang baring,dan dia melihat muka istrinya sangat pucat sekali.Dia mencari putranya untuk mengendong,istrinya berkata Jehudin lagi digendong sama tantenya.Malam pun tiba semua orang pulang ke rumah masing-masing untuk beristrahat,Jehudin nangis lagi dan ia lapar sekali.Maria dan tantenya bangun karena mendengar tangisan Jehudin.Maria membangunkan ayahnya untuk pergi membeli susu,bapak Martinus bangun dan pergi membeli susu,untungnya Waktu itu toko di dekat rumah mereka belum tutup.Bapak Martinus membawa susu dan menyuruh adiknya untuk membuatkan susu untuk Jehudin.Setelah minum susu Jehudin pun diam dan Jehudin tidur lagi.Mereka bertiga juga lanjut tidur.
Setiap hari dan malampun mereka selalu bergantian untuk menjaga Jehudin.Suatu hari ibuku pingsan dan bidan  menyuruh bapak Martinus   untuk membawa ibu Fatima bawa ke rumah sakit,tetapi
”bu  kita tidak punya uang”, kata bapak Martinus.
bidan langsung mejawab,bapak tidak usah pikir uangnya itu urusan belakang yang penting ibu Fatima sembuh kasian Jehudin tidak dapat asi.Ibu Fatima menolak untuk membawa ke rumah sakit.Ibu Fatimah menyarankan agar dia rawat dirumah sepupunya dia,keluarga pun setuju  dan membawa ibu Fatima ke rumah sepupunya.Ibu Fatimah pergi ke rumah sepupunya dan Jehudin juga ikut bersama ibu Fatima bersama keluarga yang lain.Maria dan adiknya  mengurus rumah,ayah mereka setiap pagi selalu pulang kerumah dan malamnya baru pergi kerumah sepupunya.Jehudin dijaga dan dirawat sama tanta Magdalena.Suatu hari Maria dan adiknya pergi  menggiling padi karena ibu mereka agar berasnya dibawa sama ayah mereka untuk dibawa kesepupunya.Di tempat giling padi paman mereka memberitahu kalau mereka harus pergi ke rumah  bibi mereka,
”paman untuk apa kita kesana? Tanya Maria.
Paman mereka menjawab ibu kalian sedang mencari kalian dan membutuh kalian saat ini.Maria dan adiknya pulang ke rumah dan siap untuk pergi ke rumah bibi mereka.Bapak Martinus mengendong Hermi sedangkan Maria dan Matilda jalan sendiri.Dalam perjalannan bapak Martinus menangis begitu juga dengan adiknya,
Maria dan Matilda bertanya “yah kenapa menangis?
ayah mereka menjawab “tidak kenapa kok nak”tiba-tiba hujan mulai turun dan bapak Martinus berkata lagi kita sudah terlambat dan ibu kalian sudah tidak luput lagi.Menurut kepercayaan orang di daerah mereka kalau ada gerimis saat orang lagi sakit itu pertanda buruk.Paman dari Maria mengendong Matilda dan dia menangis terus dalam perjalan menuju rumah sepupu mereka,akhirnya mereka tiba di rumah sepupu ibu Fatimah.Di rumah sepupunya ibu Fatimah menangis dan mencari anaknya Maria,Matilda,Hermina dan Jehudin.Mereka berempat memluk ibu Fatimah sambil menangis,ibu Fatimah berpesan kepada Maria supaya menjaga Jehudin dan adik-adiknya.
”nak ibu mungkin tidak akan bersama kalian untuk kedepannya,saya mohon supaya kalian saling menjaga satu sama lain,terlebih kamu Maria,kamu adalah kakak dari mereka kamu sebagai penganti dari saya”. Kata ibu Fatimah.
Semua orang disitu kaget dan mereka pun menangis bahkan mereka pikir kalu ibu mereka akan meninggal dunia,tiba-tiba ibu Fatima badannya mulai mengigil dan ingin sekali dipeluk sama ketiga putrinya,ketiga putrinya langsung memeluk ibu mereka.Pada saat Maria,Matilda,dan Hermina memeluk ibu mereka tiba-tiba datanglah dua orang laki-laki yang tak lain adalah kakak ipar dari ibu Fatima yang bernama Gabriel  dan teman dari kaka ipar yaitu  Agus,dia seorang Mantri.
Mantri itu bertanya kepada bapak Martinus”pak  berapa hari ibu Fatima sakit?
Bapak Martinus menjawab sudah satu minggu mantri.Kakak ipar dari ibu Fatima kaget dan ia berkata”sakitnya sudah lama dan separah ini kok kalian tidak memberitahu kita,bapak Martinus menjawab”maaf kakak soalnya kita kaget dan panik sehinngga kita lupa unytuk memberitahu kalian”.
Pak agus menyarankan untuk membawa ibu Fatima ke rumah sakit dan ia akan mengurus surat rujukan dari puskesmas agar biaya periksa dirumah sakit ibu Fatima tidak mahal dan bapak Martinus dan keluarga setuju untuk membawa ibu Fatima ke rumah sakit.Di rumah sakit dokter memeriksa ibu Fatima dan mereka menemukan penyakit yang di derita ibu Fatima yaitu penyakit TBC.Dokter memutuskan untuk  merawat  ibu Fatimah di rumah sakit,seminggu setelah rawat dokter mebertihau keluarga kalau ibu Fatima bisa keluar dari rumah sakit dan bisa rawat di rumah.Setiap bulan ibu Fatima wajib pergi chek up untuk melihat proses perkembangan sakit yang ia derita.Maria dan adiknya merasa bahagia kalau ibu mereka bisa pulang dan sembuh.Setia pergi chek up ibu Fatimah terpaksa selalu membawa Jehudin karena dia merasa kasihan kepada putranya yang selama ini jarang sekali bersama dia.Selama ibu Fatima sakit Maria selalu menjaga ketiga adeknya bahkan setiap kali Jehudin ada jadwal untuk imunisasi Marialah yang pergi imunisasi sebagai ganti ibunya.Maria kaget pada saat bidan memberitahu kalau adeknya mengalami gizi buruk karena Jehudin tidak mendapat ASI dari ibunya.Jehudin adalah anak yang sangat penakut,setiap kali dia mau ditimbang sama bidan dia pasti menangis,terpaksa Maria pasti ikut timbang supaya adiknya tidak menangis dan takut.Setiap hari Maria selalu menjaga adeknya pulang sekolah bahkan dia memasak nasi buat ayah dan adiknya.Malam hari Maria harus bangun untuk membuat susu untuk Jehudin.Kakakm ipar ibu Fatima menyarankan agar Maria,Matilda,dan Hermina untuk pindah sekolah tetapi paman mereka Yohanes tidak mau dan mempertahankan agar keponakan mereka tetap ada disamping mereka.Sakit yang dialami ibu Fatima membuat keadaan keluarga mereka semakin sederhana sehingga mereka tidak mampu untuk membeli pulpen atau buku buat Maria dan adeknya tetapi bapak Martinus tidak patah semangat untuk mencari uang buat biaya pengobatan ibu Fatima.
Maria akhirnya memasuki kelas v SD,ia pun menjadi anak yang mandiri untuk membantu keluarga mereka dan sakit yang dialami ibu Fatima mulai berkurang karena rutin pergi chek up bahkan dia pantang itu tidak boleh makan daging,ikan,dan lain-lain yang mengandung minyak.Keluarga bapak Martinus mendapat hasil tes dari dokter bahwa ibu Fatima sudah sedikit  sembuh dari penyakit asalkan dia selalu rutin untuk minum obat.Maria sudah kelas VI dan Matilda kelas V,Maria adalah anak yang pintar dan selau membantu orang tuanya untuk memasak begitu juga dengan adiknya Matilda,mereka selalu membuat jadwal untuk memasak nasi,mencuci pakaian dan mencari kayu tetapi mereka tetap rajin pergi belajar sore karena jadwal belajar mereka di sekolah adalah pukul15.00.Maria akhirnya mengikuti UN,dia merasa senang karena dia lulus ,tetapi dia sedih dan selalu berpikir kalau dia tidak akan melanjutkan sekolahnya.Pendaftaran untuk masuk SMP sudah mulai,bapak Martinus  dan ibu Fatima sudah mendaftarkan anak sulungnya untuk melanjutkan pendidikkan  ke jenjang selanjutnya,tetapi dia tidak memberitahu kepada putrinya itu.Dua hari sebelum jadwal sekolah putrinya dimulai. Mereka baru memberitahu kalau anaknya akan masuk SMP tetapi,Maria kaget dan bingung tidak mungkin saya sudah daftar karena ibu masih sakit,terus tidak mungkin ayah mampu untuk mencari uang biaya sekolah apalagi dia akan tinggal di asrama juga,apalagi biaya pengobatan ibunya masih banyak.Maria berpikir lagi ya mungkin ibu dan ayahnya sudah memikirkan itu,Maria bertanya kepada kedua orang tuanya”apakah kalian mampu membiayai sekolah saya?,kedua orang tuanya menjawab” nak kamun tidak usah pikir,kamu fokus saja sekolahmu karena kami dulu hanya ijazah SD saja,biar kamu mendapatkan pendidikan lebih dari kita”,Maria terharu dan menangis sambil memeluk kedua orang tuanya.Dua hari kemudian Maria masuk ke asrama dan melanjutkan sekolahnya.Maria rajin sekali pergi sekolah dan selalu ingat pesan orang tuanya dan diapun bisa naik ke kelas VIII.
Maria sempat berpikir kalau adiknya tidak mungkin lanjut masuk SMP karena Maria melihat keadaan orang tuanya yang semakin hari semakin sulit untuk membiayai sekolahnya apa lagi adiknya untuk masuk SMP.Maria kaget pada saat ibunya menyuruh dia untuk mendaftar sekolah adiknya,dia menangis dan terharu ternyata kedua orang tuanya sangat sayang sama dia dan juga adiknya.Maria dan adiknya satu sekolah dan satu asrama.Di asrama Maria selalu brantem sama adiknya karena adiknya sangat malas untuk bangun pagi,Maria merasa malu karena adiknya selalu ditegur sama Pembina asrama.Di bulan januari Maria mengalami sakit yaitu kanker kulit di kakinya bahkan dia tidak bisa jalan dan pakai sandal,Matilda tidak peduli sama dia karena dia masih marah sama Maria,sehingga Pembina asrama marah sama Matilda karena tidak peduli sekali sama Maria yang sedang sakit.Maria mengalami sakit itu selama 6 bulan sehingga kakinya bengkak,orang tua Maria memutuskan untuk merawat Maria di rumah.Bapak Martinus berinisiatif untuk membawa maria ke dokter,dokter melihat kaki Maria dan ia memberitahu bapak Martinus kalau Maria mengalami alergi bukan kanker kulit.Dokterpun membersik kaki Maria dengan menggunakan sabun detol.Bapak Martinus mengendong Maria dan bawa pulang ke rumah,sampai di rumah keluarga bapak Martinus kaget melihat kondisi Maria pada saat itu.Pada malam hari pamanya Maria mengunting selurut kulit kakinya Maria agar kakinya cepat sembuh dan bisa masuk sekolah,ternyata benar dan kakinya Maria sembuh.Maria putrus asa dan malu untuk masuk sekolah karena pada satu semester dia hanya mengikut pelajaran hanya dua minggu saja.
Di SMPnya ada peraturan bahwa bagi anak-anak yang tidak masuk sekolah dan nialinya rendah tidak akan naik kelas.Maria memberitahu kepada ayahnya kalau dia tidak mungkin naik kelas karena selama ini dia sakit.Pada hari penerimaan rapor wali kelas Maria sudah memberitahu bahwa ada lima orang anak yang tidak naik kelas dan siapa nama-nama anak yang dibaca pertama berarti dia naik kelas sedangkan lima yang terakhir tidak naik kelas,Maria selalu berpikir kalau dari kelima anak tersebut dia salah satu yang tidak naik kelas dan wali kelas.Wali kelas mulai memangil anka satu persatu ternyata Maria urutan ketiga pada saat wali kelas memangil nama anak walinya,Maria kaget dan menagis ternyata dia naik kelas.Bapak Martinus kaget  terharu ternyata anaknya nai kelas yang selama ini tidak rajin masuk sekolah,mungkin karena nilai bagus itu yang membuat Maria naik kelas.Bapak Martinus memberitahu ibu Fatima kalau anak sulungnya naik kelas,ibu Fatima senang dan bangga pada putrinya itu,begitu juga dengan Matilda dia naik kelas.Maria mngikuti UN dan lulus  sehingga diapun lanjut masuk SMA.
Bapak Martinus mendaftar putri ke sekolah negeri bahkan putrinya itu tinggal diasrama.Biaya sekolah dan asrama Maria sangat mahal,begitu juga dengan biaya sekolah Matilda,dan Hermina juga masuk sekolah Dasar.Pada saat Maria kelas X,dia menerima kabar dari ayahnya bahwa dia Maria mempunyai adik perempuan yang bernama Fransiska.Sebelumnya keluarga bapak Martinus sering diremehkan oleh orang lain bahkan direndahkan karena bapak Martinus adalah orang yang paling miskin dikampung itu.Bapak Martinus tidak pernah putus asa untuk mencari uang buat biaya sekolah anaknya begitu juga dengan ibu Fatima.Matilda sudah lulus dari SMP,Maria naik ke kelas XI.
Bapak Martinus memilki tanggung jawab yang sangat besar karena kedua putrinya sudah SMA,apalgi biaya sekolah kedua putrinya sangat mahal.Matilda mendapatkan SMA swasta yang sangat mahal dan tinggal di asrama juga.Bapak Martinus tidak pernah putus asa karena melihat semngat belajar dari anaknya.Maria lulus dari SMA,Hermina lulus dari Sekolah Dasar,dan Matilda naik ke kelas XII.Bapak Martinus  dan ibu Fatima berpikir lagi  untuk mendaftarkan putri sulung mereka ke perguruan tinggi,dan dia mendaftarkan putrinya ke perguruan tinggi di Surabaya dan putrinya tinggal di kos.Biaya perkuliahan putrinya tiap semester sangat mahal ditambah bayar uang kos tiap bulan dan uang saku untuk putrinya itu.Matilda lulus dari SMA,bapak Martinus memberitahu kepada Matilda kalau dia tidak mampu untuk membiayai perkuliahan  Matilda karena biaya perkuliahan untuk dua orang sangat mahal,tetapi Matilda tetap  lanjut kuliah meskipun  dia tahan untuk satu tahun.Bapak Martinus memliki seorang kakak sulung yang tinggal di Sumbawa yang bernama Petrus,bapak Petrus memberitahu bapak Martinus kalau Matilda harus lanjut sekolah tetapi bapak Martinus tidak mau karena Tidak mampu.Bapak petrus pun memberitahu kalau biaya perkuliahan mereka ditanggung oleh bapak Petrus.Bapak Martinus setuju dan mengirim Matilda ke Sumba untuk sekolah di sana,tetapi Matilda tetap istrahat satu tahun karena pendaftaran dikampus sudah tutup.Maria sudah semester 8, Matilda sudah semester 4,Hermina sudah kelas X, Jehudin dan Fransiska sudah berumur 6 tahun lebih. kelas VI orang yang selama ini sering merendahkan dan meremehkan  bapak Martinus dan ibu Fatima kaget mendengar kalau Maria sebentar lagi akan wisuda,mereka kaget dan bangga kepada bapak Martinus begitu juga dengan kelima anaknya.Keluarga bapak Martinus dan ibu Fatima sangat bahagia karena kelima anaknya menjadi anak yang dibanggakan oleh keluarga walaupun selam ini mereka selalu diberi cobaan tetapi mereka tetpa semangat mencari uang agar sekolah anak mereka berjalan dengan lancar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ESAI CERPEN RENDEMEN KARYA M. SHOIM ANWAR

PERMAINAN PARA TENGKULAK DALAM CERPEN RENDEMEN KARYA M. SHOIM ANWAR                     Seperti biasa M. Shoim Anwar kembali meng...